Reorder Point (ROP) adalah metode untuk menentukan jangka waktu pemesanan kembali bahan baku atau material lainya dari vendor/supplier. Reorder Point menjadi sangat penting dikarenakan pada proses pemesanan barang terdapat waktu tunggu (lead time), di mana barang yang dipesan tidak bisa langsung ada dan dapat digunakan. Jika lead time ini tidak diperhitungkan maka akan muncul adanya kemungkinan stockout barang yang mengakibatkan perusahaan tidak dapat berproduksi.
Manfaat utama dari menghitung reorder point adalah perusahaan dapat mengetahui titik waktu kapan harus sudah melakukan order barang untuk produksi periode selanjutnya. Dari sudut finansial reorder point menjadi salah satu faktor besar dalam memperhitungkan “modal kerja” perusahaan setiap bulan. Hal tersebut dikarenakan secara umum 50 – 60% uang perusahaan berada pada bentuk inventori. Perhitungan reorder point yang tidak tepat akan berakibat pada stock inventori dengan kerugian jumlah uang yang tidak sedikit. Reorder Point yang bagus adalah yang selaras dengan inventory turn over, sehingga perputaran barang dan uang menjadi lebih efisien.
Reorder Point dihitung berdasarkan perkalian antara lead time dengan kebutuhan barang dalam jangka waktu tertentu. Pada umunya lead time dihitung berdasarkan faktor eksternal yaitu lamanya waktu produksi dan pengiriman barang oleh vendor. Begitupun pada software ERP lainya, mereka juga menghitung lead time dari mulai purchase order masuk ke vendor sampai barang diterima perusahaan.
Realitanya ada faktor lain yang memberikan kontribusi besar terhadap lead time atau jeda waktu secara keseluruhan, yaitu faktor internal perusahaan. Contoh dari faktor internal yang berpengaruh terhadap lead time adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses aproval atau sering disebut dengan istilah “birokrasi”. Kebanyakan birokrasi di dalam perusahaan membutuhkan waktu yang tidak sedikit, hal tersebut tidak lain dikarenakan dalam proses birokrasi dibutuhkan persyaratan dan persetujuan dari beberapa bagian tertentu agar suatu request dapat diproses ke tahap selanjutnya.
Dikarenakan berbagai alasan, sering sekali terjadi kondisi di mana pihak yang berwenang terlambat dalam memberikan aproval yang mengakibatkan material request dari departemen tidak dapat segera diproses menjadi purchase order. Keterlambatan proses approval tersebut mengakibatkan lead time yang dibutuhkan sampai barang dapat digunakan oleh departemen menjadi lebih lama.
Berbeda dengan software ERP lainya, Run System menghitung reorder point mulai dari ketika departemen membuat material request sampai barang diterima dan siap digunakan oleh departemen tersebut. User dapat dengan mudah mendapatkan hasil dari perhitungan ROP hanya dengan melakukan satu kali klik pada fitur Reorder Point. Run System juga memberikan kemudahan kepada user dengan menampilkan informasi – informasi penting yang berhubungan dalam satu jendela tampilan yang sama, yaitu salah satunya adalah di samping quantity barang dari reorder point juga ditampilkan informasi mengenai modal kerja yang dibutuhkan dalam memenuhi reorder point tersebut.
Dengan metode seperti di atas, perhitungan yang dilakukan oleh Run System lebih mendekati kondisi real perusahaan dibanding dengan software ERP lainya. Output yang dihasilkan dari perhitungan Run System juga lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan, sehingga perhitungan modal kerja dan inventory turn over perusahaan menjadi lebih tepat dan efisien.